Wednesday, September 12, 2012

Am I Crazy? I Think, I am




Sepertinya tidak ada salahnya sekali-kali bermain dengannya. Menakutkan dan menyeramkan, tapi aku menikmatinya. Padahal sudah ku bangun benteng itu. Lucu sekali bermain-main dengan perasaan sendiri.
Lucu? Tapi sepertinya aku tidak bisa tertawa akan lelucon yang satu ini. Tidak mungkin aku menertawakan diriku sendiri, yang ada aku menertawai permainannya.

Yang aku tahu dan aku sadari selama ini bermain dengannya seperti mempermainkan diri sendiri. Tidak ada salahnya kok. Aku tidak merubuhkan benteng tersebut, hanya memanjat dan melompati untuk melewatinya. Jadi, aku masih memiliki pertahanan yang kuat untuk tidak masuk dalam permainanannya.

Tidak akan lagi mengeluh. Seru seperti permainan roller coaster. Kita tunggu saja sampai wahana berikutnya yang lebih extreme.

Pemikiran gila ini berawal dari obrolan dengan salah satu sahabatku. Mungkin hanya kami berdua yang gila? Hidup dalam kegilaan, itulah kami.

Mempelajari karya sastra dan hidup dalam dunianya apakah semengerikan itu? Kurasa tidak. Aku pun masih diriku yang sesungguhnya, jiwaku yang asli dan bukan tokoh dalam karya-karya tersebut. Mungkin saja aku pernah menjadi salah satunya.

Mengelabui jiwaku sendiri untuk bisa memahami jiwa dan perasaan orang lain. Indeed, it sounds crazy! Kupikir hanya aku yang gila untuk mempelajari ini semua. Tidak ada yang mengerti kegilaan ini.
Belajar belajar dan belajar. Yakinkah kamu mempelajari semuanya?

Hanya saja yang aku pelajari seperti ini “Aku pinjam dulu yaa jiwamu itu untuk mengerti perasaan mu akan peristiwa yang terjadi? Tidak, aku tidak akan memakai tubuhmu. Tubuhku terlalu sempurna untuk ditinggalkan dan aku tidak mau meminjamkan jiwaku juga, hanya ku simpan sementara. Sekarang ku punjam jiwamu ya?”



Jadi, hasil yang aku dapat mungkin saja berasal dari peminjaman jiwa yang terkadang tidak aku sadari. Sulit memang untuk menyadarinya. Ini memang terdengar menyeramkan bagi sebagian orang atau bahkan untuk banyak orang, namun tidak bagiku. Yaa beginilah hidupku, pilihanku. Aneh? You may say that… weird, yeah? I think, being weird is another word for being cool. Just sayin’, because being weird isn’t always that bad. That’s your choice, your life.

Aku seperti memiliki banyak jiwa, namun aku tidak tahu yang mana. Lagi-lagi terdengar aneh. Yang aku tahu, aku masih bias mengontrol semua ini dan tetap menjadi diriku. Jiwa yang berada di dalam diriku selama 21 tahun ini. Ini pun masih normal.

Tidak hanya aku sepertinya, kalian semua punya kok tapi belum saja merasakan yang lainnya. Asalkan bisa mengontrol dan kembali ke jiwa asalmu semua akan baik-baik saja. Menyenangkan bukan? Bermain dengan diri sendiri dan bercengkerama dengan orang lain.



Jadi, aku anggap saja dia tokoh dalam cerita dan jiwaku masih bisa mengendalikannya. Mudah.

No comments:

Post a Comment