Sepertinya tidak ada salahnya
sekali-kali bermain dengannya. Menakutkan dan menyeramkan, tapi aku
menikmatinya. Padahal sudah ku bangun benteng itu. Lucu sekali bermain-main
dengan perasaan sendiri.
Lucu? Tapi sepertinya aku tidak bisa
tertawa akan lelucon yang satu ini. Tidak mungkin aku menertawakan diriku
sendiri, yang ada aku menertawai permainannya.
Yang aku tahu dan aku sadari selama
ini bermain dengannya seperti mempermainkan diri sendiri. Tidak ada salahnya
kok. Aku tidak merubuhkan benteng tersebut, hanya memanjat dan melompati untuk
melewatinya. Jadi, aku masih memiliki pertahanan yang kuat untuk tidak masuk
dalam permainanannya.
Tidak akan lagi mengeluh. Seru
seperti permainan roller coaster. Kita tunggu saja sampai wahana berikutnya
yang lebih extreme.
Pemikiran gila ini berawal dari
obrolan dengan salah satu sahabatku. Mungkin hanya kami berdua yang gila? Hidup
dalam kegilaan, itulah kami.
Mempelajari karya sastra dan hidup
dalam dunianya apakah semengerikan itu? Kurasa tidak. Aku pun masih diriku yang
sesungguhnya, jiwaku yang asli dan bukan tokoh dalam karya-karya tersebut.
Mungkin saja aku pernah menjadi salah satunya.
Mengelabui jiwaku sendiri untuk bisa
memahami jiwa dan perasaan orang lain. Indeed, it sounds crazy! Kupikir hanya
aku yang gila untuk mempelajari ini semua. Tidak ada yang mengerti kegilaan
ini.
Belajar belajar dan belajar.
Yakinkah kamu mempelajari semuanya?
Hanya saja yang aku pelajari seperti
ini “Aku pinjam dulu yaa jiwamu itu untuk mengerti perasaan mu akan peristiwa yang
terjadi? Tidak, aku tidak akan memakai tubuhmu. Tubuhku terlalu sempurna untuk
ditinggalkan dan aku tidak mau meminjamkan jiwaku juga, hanya ku simpan
sementara. Sekarang ku punjam jiwamu ya?”
Jadi, hasil yang aku dapat mungkin
saja berasal dari peminjaman jiwa yang terkadang tidak aku sadari. Sulit memang
untuk menyadarinya. Ini memang terdengar menyeramkan bagi sebagian orang atau
bahkan untuk banyak orang, namun tidak bagiku. Yaa beginilah hidupku,
pilihanku. Aneh? You may say that… weird, yeah? I think, being weird is another
word for being cool. Just sayin’, because being weird isn’t always that bad.
That’s your choice, your life.
Aku seperti memiliki banyak jiwa,
namun aku tidak tahu yang mana. Lagi-lagi terdengar aneh. Yang aku tahu, aku
masih bias mengontrol semua ini dan tetap menjadi diriku. Jiwa yang berada di
dalam diriku selama 21 tahun ini. Ini pun masih normal.
Tidak hanya aku sepertinya, kalian
semua punya kok tapi belum saja merasakan yang lainnya. Asalkan bisa mengontrol
dan kembali ke jiwa asalmu semua akan baik-baik saja. Menyenangkan bukan?
Bermain dengan diri sendiri dan bercengkerama dengan orang lain.
Jadi, aku anggap saja dia tokoh dalam cerita dan jiwaku masih bisa mengendalikannya. Mudah.
No comments:
Post a Comment