Dikala malam itu…
Tak ada senyuman yang menyambutku
Hanya dinginnya malam dan kekhawatiran
Kekhawatiran yang kini berubah menjadi kegundahan
Kegundahan akan ketakutan yang tak menentu
Kepastian akan kenyataan yang menyeretku ke dalam lubang gelap
tanpa dasar
Kapankah aku akan tiba pada dasar gelap itu?
Waktu…
Apakah hanya itu jawabannya?
Terjebak di dalam kegelapan antara pepohonan
Tanpa dasar, tanpa ujung
Rintangan dan bisikan untuk menuntutku terus bergerak
Kemana aku harus bergerak?
Tak ada tujuan…
Waktu…
Selalu itu jawabnya
Tujuanku kini telah tertutup kabut dan bertebaran debu
Hanya terpikir BERHENTI!
Sampai kapan? SAMPAI KAPAN AKU MENYAKITI DIRIKU SENDIRI
Teriakan penuh amarah dan jeritan yang membangunkanku
Burung gagak dan burung hantu pun tak ada yang memberi
petunjuk
Satu keputusan yang aku tahu adalah ketakutanku
Sendiri…
Sendiri, tak membuatku jera
Dimana benda itu?
Benda yang selalu ku pakai dan ku bawa pada saat seperti ini
Topeng...
Ternyata sudah melekat dalam diriku
Paten dan tidak bisa dilepas
Tidak ada yang bisa membaca dan menerkanya
Wajah dan hati yang tergores silet untuk kesekian kalinya
Ku tutup luka dan bekasnya dengan topeng
hah.. tak ada yang tau
Tidak terlalu membekas ternyata
Sematan jarum dan goresan silet itu memang tidak terlalu dalam
Potongan dan serpihan pun tidak ada
YA! Aku menikmatinya... Untungnya.. dan tak masalah untukku
Aku hidup bahagia dengan topengku
... dan Terima kasih~
No comments:
Post a Comment