-Incheon Airport, Korea-
Setelah mengambil barang-barangku dengan membawa ransel kecil, aku mendorong barang-barangku dengan menggunakan kereta dorong untuk keluar mencari Dongjoo oppa yang hanya bermodal beberapa guide book dan brochure kecil. Aku menunggu dan duduk dekat pintu sampai Dongjoo oppa datang menjemputku. Aku bergumam dalam hati, “apakah dia masih ingat akan wajahku dan apakah dia telat datang untuk menjemputku? Apakah dia baik-baik saja dan tidak lupa kan kalau hari ini aku sampai di Korea?” pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepalaku sambil kupandangi gerak jarum jam pada jam tanganku ini.
Tiba-tiba dari belakang ada yang memberiku sebuah gelas berisikan coffee blended. Dia ternyata DONGJOO OPPA!!! Hilang rasa lelahku seketika dan penantian panjang akan kedatangannya untuk menjemputku. Aku hanya menebarkan senyum bahagia dan tawa. Aku tidak tau harus berkata apa karena aku sangat sangat sangat merindukannya, senyumannya itu. Senang rasanya melihat dan bertemu kembali dengannya setelah kami berdua terpisah begitu lama karena kesibukan kami masing-masing.
Dia menyambutku dengan pelukan yang hangat sampai semua orang di sana memandang kami. He he he… sepertinya kami berdua tidak peduli akan semua itu. Oh iya, Dongjoo oppa mengenakan kacamata hitam dan hoodie untuk menyamar agar tidak dikenali oleh orang lain. Memang sulit rasanya menjadi seorang Idol yang begitu terkenal, apalagi dia memiliki tanggungan untuk menjemputku di tempat ramai, seperti di Airport ini. Lucu rasanya melihatnya menyamar seperti itu dan aku hanya tertawa kecil melihatnya.
Setelah melepas rindu begitu lama, kami berdua pun menuju ke mobil. Dongjoo oppa yang mendorong kereta dorong itu sampai ke mobil dan aku berpegangan dengan lengannya. Kami berdua mengobrol tanpa hentinya.
Orang tuaku sudah tau sebelumnya bahwa yang akan menjemputku adalah Dongjoo oppa. Kedua orang tuaku sudah sangat percaya dengannya sampai-sampai aku dititipkan padanya. Ketika orang tuaku sibuk, Dongjoo oppa bertanggung jawab penuh untuk menjagaku. Dongjoo oppa memang sosok pria yang sangat aku idamkan. Dia bisa menjadi seorang kakak yang begitu bijaksana dan juga mungkin pacar yang akan menyayangi kekasihnya. “aduuuh berpikir apa sih aku ini”. Aku merasa sangat lega memiliki oppa yang begitu sangat baik. Caranya berbicara dan senyumnya, hal itulah yang bisa meluluhkan hatiku. Aku tidak pernah berpikir bahwa dia adalah seorang Idol yang menjadi idaman semua orang di luar sana. Kharisma yang memancar di stage itulah yang membuat para wanita begitu menyukainya. Aku gembira mengenalnya dengan begitu sangat dekat.
Karena begitu lelah dalam perjalanan, aku hanya tidur di mobil sampai akhirnya Dongjoo oppa membangunkanku ketika sudah sampai di rumah yang aku tinggali selama di Korea bersama ayah dan ibuku. Kamarku berada di lantai dua dan terdapat balcon yang memiliki pemandangan city lights yang sangat indah. Dongjoo oppa membantukku untuk membawakan barang-barang ke dalam kamar. Saat itu ayah dan ibuku tidak ada di rumah, mungkin sedang ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Hari sudah hampir larut malam aku dan Dongjoo oppa hanya mengobrol di ruang keluarga sambil menikmati acara tv sambil berbincang-bincang mengenai kesibukan kita setiap harinya.
“So, Dongjoo oppa how’s your day lately?”tanyaku. “My day has been so hectic lately. I have tight schedule everyday and that’s really tired, I don’t have much time for sleeping.” “REALLY? No wonder, you look like so skinny. You supposed to tell me that you’re so busy and I won’t disturb your schedule. So, you don’t have to pick me up at Airport.” “Don’t worry, I’m good now.. I have my day off for 2 until 3 weeks. We should spend our time together and I’m sure your parents will so busy. I’ll be your tour guide here.” “Ahhh.. Jinjjayo? That’s good! :D” “I’ll teach you how too cook Korean food. “ huaaa… yayy!! Teach me” aku menjawabnya dengan begitu senang.
Aku selalu memperhatikan senyum dan tawanya saat kami berdua mengobrol. Aku tahu Dongjoo oppa begitu lelah dan seharusnya dia beristirahat, namun demi untuk menyambut kedatanganku dia rela menjemputku. Selain itu, aku selalu memperhatikan bekas luka di wajahnya, tepatnya di pipi kirinya. Ingin rasanya aku sentuh bekas luka tersebut dan ku tanya alasannya. Tapi aku rasa belum saatnya aku menanyakan hal tersebut.
Dongjoo oppa memang sudah dianggap sebagai keluarga sendiri. Dia pun sering mengunjungi ayah dan ibuku ketika aku berada di Jerman. Terkadang dia menginap di rumahku untuk menjaga kedua orang tuaku. Malam ini pun sepertinya Dongjoo oppa akan bermalam di rumahku. Bahkan dia sudah memiliki kamar sendiri di rumah ini. Jadi, selama tiga minggu ke depan kami akan menghabiskan waktu bersama. Sepertinya orang tuaku sudah mengetahui rencana tersebut. Mereka tidak akan mengkhawatirkan kebersamaanku dengan Dongjoo oppa.
Dongjoo oppa membawa gelas-gelas ke dapur dan mencucinya. Mungkin karena terlalu lelah, aku tertidur di sofa. Dongjoo oppa membangunkanku untuk tidur ke kamar. Aku berjalan tertatih-tatih dengan bantuan Dongjoo oppa untuk ke kamar. Membuka mata dan berjalan pun aku sudah tidak sanggup. Malam kami berakhir saat itu juga dan dia menemaniku di kamarku sampai benar-benar terlelap.
Sebelum tidur aku mengucapkan, 동저 오빠.. 정말 고맙다~ 굿나잇 (Dongjoo oppa.. thank you so much~ good night). Aku tak sadarkan diri, tetapi aku merasakan dia mengecup keningku saat aku tidur.
안녕~
(bye)
No comments:
Post a Comment