Sunday, August 4, 2013

New Term - Part I

ㅋㅋㅋㅋ

Haaah... rasanya sudah lama tidak kembali ke sekolah setelah liburan musim panas yang begitu panjang. Semua anak seumuranku pasti sangat senang bila liburan sekolah musim panas sudah tiba. Bagaimana denganku? Aku sama gembiranya dengan teman-temanku yang lain, hanya saja kegiatanku berbeda dari mereka. Mereka biasanya berlibur ke luar negeri, berkunjung ke rumah saudara, kelas musim panas, festival, bermain dan kegiatan lainnya, bahkan ada yang kerja paruh waktu. Sedangkan aku sibuk berlatih menari dan gymnastic untuk persiapan kompetisi akhir tahun nanti. Ya, kompetisi akhir tahun yang membawa gengsi masing-masing sekolah secara turun menurun. Oleh sebab itu, pak kepala sekolah memilihku untuk menjadi wakil dari sekolah kami. Aku mewakili jurusan tari dan klub gymnastic yang aku ikuti seusai kelas. Kenapa aku memilih gymnastic? Aku suka olahraga dan ku pikir gerakan dasar gymnastic hampir sama dengan menari. Seluruh siswa dan teman-temanku mendukung untuk mengikuti kompetisi ini karena aku sudah pernah mengikuti kompetisi serupa di tahun pertamaku di sekolah ini. Rasanya senang kembali ke sekolah di tahun kedua ini - bertemu teman-teman, para guru dan kembali menempati asramaku. Aku rindu dengan lingkungan sekolah ini. Berhubung kami menghabiskan waktu di sekolah, jadi semua siswa wajib menempati asrama di sini selama tahun ajaran berlangsung untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.

"Lagi-lagi aku terlambat bangun, huh. Pasti mereka sudah di cafetaria untuk sarapan. Ah! Malu sekali kalau para 후배님 (para junior) melihatku". Ku pakai seragam dengan tergesa-gesa dan memasukkan pakaian latihanku seadanya ke dalam tas lalu bergegas lari ke cafetaria untuk sarapan bersama teman-teman. Saking tergesa-gesanya saat akan menekan tombol ponsel... Bruk!! "Duh, maaf. Maaf ya, nggak liat soalnya buru-buru" ucapku dengan nafas kelelahan dan memegangi pundaku yang tertabrak. "Ceroboh!" balasnya dingin dengan tatapan yg mengerikan. "Siapa sih dia? Nggak pernah liat kayanya. Nyeremin banget sih orangnya. Senior kali ya. Ah, biarin deh orang nggak sengaja" dumelku tanpa henti. Aku berusaha untuk tidak memperdulikan tanggapan dingin si pria tadi yang baru saja aku tabrak, tetapi nyatanya masih saja kepikiran.

Our meal

Our favorite fuel in the morning

Tak! Jentikan cari seseorang membuyarkan lamunanku akan si pria dingin tadi. "Eh, ngapain sih bengong aja. Dimakan tuh sarapannya jangan diaduk-aduk doang dari tadi" jentikan dan omelan dari Mina menyadarkanku untuk menjaga agar pikiranku tidak berlarian."Biasa deh nih si Kim, paling lagi mikirin yang aneh-aneh hehehe" sambung Dee dengan nada leluconnya. "Enak aja!" bantahku buru-buru. "Cepetan yuk nanti keburu masuk nih kelas bahasa inggris Mr. Robert" ajak Mina. "Eh, kalian duluan aja deh ya. Aku mau ke perpustakaan dulu. Ada referensi buku yang harus aku cari buat penulisan novel terbaru aku" Dee segera beranjak dari cafetaria untuk ke perpustakaan. Pikiran-pikiran ini masih saja tertuju pada si 'pria dingin' itu. "Aaahhhh!!!" aku menggeleng-gelengkan kepala sambil kesal. "Kenapa sih? Aneh banget. Ayo, buruan cerita. Ini pasti ada deh yang aneh-aneh. Cepet!" ancam Mina. Ya begitulah sahabatku yang satu ini, kalau sudah penasaran akan suatu hal pasti aku langsung dicecar abis-abisan sampai aku mau cerita. Sedangkan sahabatku satu lagi, Dee hanya kebagian untuk menertawaiku saja jika aku sudah kena omelan Mina. Yup, Kwon Mina dan Adreanna adalah kedua sahabatku sejak middle school. Mina adalah sahabatku yang berdarah Korea-Belanda dan berasal dari music department. Sedangkan sahabatku, Adreanna berasal dari Swiss dan mengambil kelas sastra karena hobinya yang suka menulis dan bercita-cita ingin menjadi novelist. Aku sendiri bernama Kimiko Fujiama, ayahku yang berasal dari Jerman lebih senang memberiku nama jepang. Orang-orang disekitarku lebih senang memanggilku dengan nama, Kim.

Oh iya, di Korea Selatan ini aku bersekolah di Seoul Internasional School. Dari namanya saja sudah bisa diterka bahwa sekolah ini khusus anak-anak dari luar Korea Selatan, tetapi ada juga kok yang dari daerah setempat. Namun, umumnya siswa-siswa yang sekolah di sini adalah anak-anak bikultural ataupun multikultural. Seperti aku. Pasti kalian terkejut kan? Aku bukan orang Korea asli, melainkan campuran Jepang dan Jerman. Kenapa aku bisa di sini? Orang tuaku bekerja di salah satu artist management ternama di Korea Selatan ini. Ya, that big three artist management, SM Entertainment. Aku cukup dekat dengan artis-artis SM seumuranku, ya seperti anak-anak EXO. Sebagian dari mereka bersekolah di tempat yang sama denganku dan ada juga yang baru akan masuk untuk menjadi juniorku di sini.

"Eh, gimana persiapanmu untuk gymnastic competition di akhir tahun nanti?" tanya Mina seraya kami berdua berjalan menuju English Class. "Well, gitu deh. Meski libur, setiap pagi hari aku harus olahraga, terus ke dance studio untuk meningkatkan dance skill-ku ini. Lalu sore hari aku harus pergi ke tempat Ms. Lee untuk latihan gymnastic. Ahhh untung saja ada waktu istirahat dan jalan-jalan saat akhir pekan" tubuhku tiba-tiba lemas mengingat semua rutinitas itu. "Hmm semangat Aku sama Dee pasti dukung kok!" Mina mendukung penuh dan menenangkanku. "Aaargghh!!" teriakku tiba-tiba di koridor kelas. "Kenapa lagi sih?" tanya Mina terkejut. "Duh, tapi... Tapi sainganku si wanita itu. Huuh dia punya segalanya. Banyak juga laki-laki yang suka kepadanya. Dia kan idola di sekolahnya, pintar main musik, apalagi seleranya musiknya, terlebih lagi dia kan athlete" cemasku. "Ya ampun, tenang aja. Udah deh nggak usah pikir macem-macem".

Lizzie, dia rival-ku saat kompetisi nanti. Kami berdua sudah menjadi rival sejak satu tahun terakhir belakangan ini. Dia memang athlete sehingga kemampuannya tidak diragukan lagi dan nalarnya tentang musik sangatlah luar biasa. Aku? Aku hanya mengandalkan skill-ku sebagai dancer.

Aku masih berdiri di depan kelas karena Mr. Robert belum juga tiba, tetapi Mina dan Dee sudah di dalam kelas. Aku beranjak dari bangku untuk keluar kelas karena aku merasa gelisah dengan semua persiapan kompetisi yang akan datang.

- - - Tiba-tiba - - -

PAK!! Pukulan yang sakit dan aku meringis "Duuuh~" Ada yang menepuk pundakku dan dengan segerombolan pelukan dari para monster. "Woy! Bengong aja sih" teriak Chanyeol. Kami semua pun berpelukan kegirangan "WUAAAAAA !!!!" suara kami berlima memenuhi koridor kelas, sampai murid-murid di sana memandang kami. "Kangen banget" teriakku girang. "Udah lama banget nggak ketemu, jangan sombong-sombong dong" tambah Xiumin. "Eh bukannya sombong. Emang mau sekolah kita kalah dari sekolah sebelah. Huh!" balasku dengan nada ejekkan. "Gaya banget deh" kata Chanyeol. "Kalian juga sombong banget, nggak pernah ngehubungin aku" sindirku dengan memasang wajah pura-pura sedih. "Bukannya gitu. Kita sedang sibuk promo musim panas kemarin, music show, interview dan kegiatan lainnya" jawab Kris dengan style-nya yang cool. "Iya sih. Bagus deh. Aku jadi semakin senang punya sahabat-sahabat berbakat seperti kalian" kutepuk punggung Luhan. Itulah kami berlima, aku, Chanyeol, Kris, Xiumin dan Luhan. Kami sering bermain bersama. Aku dan Chanyeol sekelas, berbarengan dengan Mina dan Dee. Sedangkan Kris, Xiumin dan Luhan adalah para senior di sekolah (선배님). Mereka sobat-sobat terbaik selama bersekolah di Korea. Mereka juga yang menjadi penyemangat untuk aku ikut serta dalam kompetisi akhir tahun itu.

- - - Dari kejauhan - - -

Dengan suara lantang yang aku kenal. "누나!!!" (Nuna: sebutan dari laki-laki yang lebih muda ke perempuan yang lebih dewasa). Ternyata benar suara kencang yang aku kenal, Tao. Tao lari menghampiriku dan memelukku, "Aku kangen banget sama Nuna. Kabar nuna gimana?" tanya Tao tidak sabar. "Aduh, adik kesayanganku. Aku baik-baik aja dan aku juga kangen sama kamu. Kamu makin tinggi saja. Dikasih makan apa sama manager-mu? Hehe" cerocosku sambil ku usap kepala Tao. Tao memang lebih tinggi dariku, sampai aku harus berjinjit untuk memegang kepalanya. Tao bukan anggota EXO paling muda, tetapi dia sangat manja, terutama kepadaku sehingga dengan otomatis aku juga sayang kepadanya. Dari belakang diikuti oleh Sehun dan Kai yang berjalan selayaknya model. Dalam hati, aduh adik-adik yang satu ini memang tampan-tampan sekali. "Akhirnya ya kalian juga masuk sekolah ini. Aku senang sekali, jadi kita bisa lebih sering bermain bersama saat istirahat ataupun pulang sekolah" dan Kai langsung merangkulku. "Tenang saja nuna, semua bisa diatur" jawab Kai. "Kalian bertiga harus akur ya, jangan isengin Tao melulu" ledekku. "Tuh dengerin" merong~

"Ah, my little bad boy just entered the same high school as me. Why did you take off your uniform?" -Kim

Sehun dan Kai memang senang sekali menggoda si bandel, Tao. Akhirnya kami berkumpul - Chanyeol, Luhan Kris, Xiumin, Tao, Kai, Sehun dan aku. Hmmm seperti ada yang kurang, gumamku. Mataku melirik ke arah kedua koridor berharap untuk kedatangan seseorang, namun tidak kunjung tiba. Sepertinya anak itu tidak jadi sekolah di sini, perkiraanku. Apa iya, dia satu sekolah dengan Baekhyun, Suho, D.O dan Chen yaa, tambahku dalam hati. "Ah, seperti dugaanku" dengan nada ngedumel. Tiba-tiba Kai berbisik "Pasti nuna nungguin kan?" pertanyaannya mengagetkanku dan membuyarkan semua lamunanku. "Hmm.. Hmm Nggak hehe. Apaan sih" kucubit lengan Kai. "Udah deh, nuna nggak usah menyangkal. Aku tahu kok" jawab Kai dengan senyum misteriusnya. Kai memang tahu beberapa rahasiaku karena kami berdua sering bercerita dan mengobrol di malam hari saat anak-anak EXO lainnya sudah terlelap tidur. "걱정마 하지만 누나... (tetapi jangan khawatir, nuna)" ucapan Kai menenangkanku.

Tiba-tiba si laki-laki dingin dan misterius itu melewati kami. "Siapa sih dia? Nyeremin banget deh. Masa tadi dia galak banget" protesku pada segerombolan monster kesayanganku ini. "Oh, dia murid baru di kelas kami. Dia memang pendiam, namanya Lee Jongsuk dan yang bersamanya adalah Hong Jong Hyeon" jelas Luhan. "Kalau tidak salah, tadi aku juga melihat nama Sungjong di daftar" tambah Sehun. "Sungjong Infinite?" tanyaku. "Iya sepertinya" jawab Sehun. "Baik-baiklah kalian bertiga dengannya" nasehatku. "Call! Nuna tenang saja" jawab Tao yang menurut sekali denganku. "Sekali-kali ajak saja Sungjong bermain dengan kita" usulku. "Siap nuna" tegas Sehun.

Setelah lama mengobrol lama di depan kelas, kami masuk ke kelas masing-masing. Hari pertamaku dimulai dengan kelas bahasa inggris oleh Mr. Robert. Kami berempat duduk berdekatan - Mina, Dee, Chanyeol dan aku. "Good morning everyone. Wow, it's good to see you again. Our first class in a new semester, isn't it?" sapa Mr. Robert dengan bahasa inggris. "Yes, sir" jawab kami semua. "How are you then?" tanya Mr. Robert. "Good.. Fine.." jawab masing-masing murid. "Hmm actually, today is the best day for girls. You must be excited". Mr Robert membuat kami semua penasaran dengan apa yang dimaksudnya dan kami berempat pun saling berpandangan. "Yes, girls. We have two new male students". Semua murid perempuan langsung berbisik-bisik. Dee langsung membalikan tubuhnya, "Siapa sih?". Kami bertiga mengangkat pundak. Buatku, tidak ada yang lebih menarik darinya. Laki-laki yang aku idamkan sejak lama, sejak dia menjadi trainee di SM Entertainment. Ya, saat aku pertama kali berkunjung ke kantor ayah dan ibuku.

"Come here, boys..." Mr. Robert menyuruh kedua siswa itu masuk. Para siswa di dalam kelas serentak kembali ribut "Woaaa ~~~". Kim Myungsoo, member Infinite yang menjadi idaman remaja perempuan dimanapun. Aku pun terkejut. Tetapi, aku bukan terkejut karena Kim Myungsoo. Aku dan Chanyeol saling bertatapan antara kaget dan keheranan.

"Kim Myungsoo dan ..... " ucap kami bersamaan.

Seketika aku terdiam dan lemas. "Itu kan ..... " - aku pun tidak sanggup menyebut namanya.

두근 두근 !! - dugeun dugeun

No comments:

Post a Comment